Posted by : Unknown Minggu, 28 Juli 2013

Suatu ketika Rosululloh ditanya oleh Fatimah (anak Beliau)."siapakah perempuan yang kelak pertama kali masuk kedalam surga?"Rosululloh pun menjawab "dia adalah seorang wanita yang bernama Muthi'ah."Fatimah pun terkejut,ternyata bukan dirinya seperti yang selama ini dibayangkannya.mengapa justru orang lain?padahal dia adalah anak Rosululloh sendiri..!!,maka timbullah niatan untuk mengetahui siapakah gerangan wanita itu?dan apakah yang telah diperbuatnya sehingga mendapat kehormatan yang begitu tinggi?

Setelah minta kepada suaminya,Ali bin Abi Tholib,akhirnya Fatimah ditemani putranya Hasan yang masih kecil berangkat mencari kediaman Muthi'ah.
Ketika sampai rumah Muthi'ah,Fatimah mengetuk pintu seraya mengucapkan salam "Assalamu'alaikum..!"
"Wa'alaikumsalam..!siapakah diluar sana.?"terdengar suara lemah lembut dari dalam rumah,suaranya cerah dan merdu.
"saya Fatimah,putri Rosululloh."sahut fatimah kembali.
"Ahamdulillah,alangkah bahagianya saya hari ini,Fatimah putri Rosulloh sudi datang ke gubukku ini."terdengar kembali jawabnya dari dalam.suara itu terdengar ceria dan semakin mendekat ke arah pintu.
"sendirian Fatimah?"tanya Muthi'ah seraya membukakan pintu.
"aku ditemani Hasan."jawab Fatimah.
"aduh,maaf ya."kata Muthi'ah,suaranya terdengar menyesal.Saya belum dapat ijin dari suami untuk menerima tamu laki-laki.
"tapi Hasan kan masih kecil."jelas Fatimah.
"meskipun kecil Hasan adalah seorang laki-laki,besok saja datang lagi ya?saya akan memintakan ijin dulu ke suami saya."kata Muthi'ah dengan menyesal.
sambil geleng-geleng kepala Fatimah pamit untuk pulang.
Besoknya Fatimah datang lagi kerumah Fatimah,kali ini ditemani Hasan dan Husein.Bertiga mereka mendatangi rumah Muthi'ah.Setelah memberi salamdan dijawab dengan gembira,masih didalam rumah Muthi'ah bertanya,"kau masih ditemani Hasan ya Fatimah?suami saya sudah memberi ijin."
"ya..dan saya juga ditemani Husein."jawab Fatimah.
"ha..?!kenapa kemarin tidak bilang?yang mendapatkan ijin cuma hasan,sedangkan husein belum.Terpaksa saya tidak bisa menerimanya lagi."dengan perasaan menyesal kali ini Muthi'ah juga menolak.
Hari ini Fatimah gagal lagi bertemu dengan Muthi'ah.Dan keesokan harinya mereka datang lagi,mereka disambut dengan baik olehnya.

Keadaan rumah Muthi'ah sangat sederhana,tidak ada satupun perabotan mewah yang menghiasi dirumahnya ini.Namun semuanya tertata rapi.Tempat tidur yang terbuat dengan kasar juga terlihat bersih,alasnya yang putih terlihat baru dicuci.Bau didalam ruangan itu juga tercium harum dan segar,membuat orang betah didalamnya.
Fatimah kagum melihat suasana yang menyenangkan itu,sehingga Hasan dan Husein yang biasanya tidak betah tinggal dirumah orang,kali ini nampak asyik bermain-main.
"maaf ya saya tidak bisa menemani Fatimah duduk dengan tenang,sebab saya harus menyiapkan makanan untuk suami saya."kata Muthi'ah sambil mondar-mandir dari ruang tamu ke dapur.
Mendekati tengah hari makanan sudah siap dihidangkan,kemudian ditaruh diatas meja.Muthi'ah pun mengambil cambuk dan ditaruhnya diatas meja juga.

"suamimu bekerja dimana?"tanya Fatimah.
"di ladang."jawabnya.
"seorang penggembala?"tanya Fatimah lagi.
"bukan.bercocok tanam."jawab Muthi'ah.
"tapi mengapa engkau bawakan cambuk?"tanyanya.
"oh itu."sahut Muthi'ah dengan tersenyum."cambuk kusediakan untuk keperluan lain.Maksudnya begini,kalau suami saya sedang makan,lalu kutanyakan apakah makanannya cocok atau tidak?kalau dia mengatakan cocok,maka tidak terjadi apa-apa.Tapi kalau dia bilang tidak cocok maka cambuk itu akan kuberikan padanya,untuk mencambuk punggung saya,berarti saya tidak bisa melayani suami saya dan menyenangkan hatinya."jawab Muthi'ah.
"tapi,bukankah itu suamimu?"tanya Fatimah Heran.
"bukan,suami saya adalah suami yang penuh kasih sayang.ini semua adalah kehendakku sendiri,agar aku jangan sampai jadi istri yang durhaka kepada suami.

Mendengar penjelasan itu Fatimah menggeleng-gelengkan kepala,kemudian ia meminta diri untuk pamit pulang.
Ditengah perjalanan Fatimah berkata dalam hati."pantas jika Muthi'ah nanti bakal ajdi perempuan yang pertama kali masuk surga."

Muthi'ah sangat berbakti pada suaminya dengan tulus.Perilaku kesetiaan itu bukanlah lambang perbudakan dari kaum perempuan oleh laki-laki.Tapi merupakan cermin bagi citra ketulusan dan pengorbanan kaum wanita yang harus dihargai dengan perilaku yang sama.

Semoga cerita dari saya bermanfaat bagi istri-istri diseluruh dunia,agar mereka bisa menjadi istri yang sholihah,yang taat kepada suami.

-Bayu-
sumber : http://www.ldii.or.id/nasehat/k/607-kisah-mutiah.html

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

- Copyright © Bayu no SEKAI -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan - Edited by Firdaus Wibowo